Sabtu, 26 September 2015

Cerpen Remaja


Oh Ternyata
Hampir dua tahun Beni dan Meylani menjalin hubungan yang terbilang spesial. Mereka bepacaran sejak kelas XI di SMA 1 Bogor. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Masalah-masalah kecil dapat mereka lalui tanpa adanya pertikaian yang berarti.
Hari ini hari minggu. Meylani yang sedang menyapu halaman rumah itu dihampiri oleh teman sekelasya. Yulia.
“Hai Mey!”
“Oh kamu Yul, tumben pagi-pagi kesini. Ada apa ni?”
“Besuk datang ke ulang tahunku ya,,?” Jawab yulia sambil menjulurkan tangannya mengasihkan undangan pesta ulang tahun.
“Oh oke Yul. Makasih ya,,”
“Iya sama-sama, udah ya, aku pulang dulu.”
“iya deh. Hati-hati.”
Mendapat undangan itu, Meylani langsung menelepon Beni untuk pergi bersama-sama ke pesta ulang tahun Yulia. Beni pun setuju.
“Tapi Aku gak bisa jemput kamu ya Mey. Kita berangkat sendiri-sendiri dari rumah.”
“Tanpa perasaan heran, Meylani menyetujinya.”
Sehari kemudian, setelah pulang sekolah, Meylani langsung ganti baju untuk pergi ke pesta itu.
“Nak,, kok gak makan dulu?” Kata Mamanya.
“Enggak Ma, soalnya nanti takut telat.”
“Kamu nggak sama si Beni?
“Enggak Ma, katanya Beni gak bisa kalo jemput aku dulu.”
“Aku naik taksi aja Ma.
“Ya udah hati-hati Nak.”
“Iya Ma. Assalamu’alaikum.” Ucap Meylani sembari mencium tangan Mamanya.
“Wa’alaikumsalam.”

20 menit kemudian Meylani sampai di rumah Yulia. Dia menununggu Beni di teras rumah Yulia. Namun, tak terasa hampir setengah jam Meylani menunggu Beni yang tak kunjung datang. Meylani mulai gelisah. Karena pesta ulang tahun sudah akan mulai,  akhirnya ia memutuskan masuk ke dalam rumah Yulia tanpa  bersama Beni. Sesekali ia menengok ke belakang sebelum menginjak lantai bagian dalam rumah Yulia. Berharap sosok yang dinanti-nantinya muncul.
Ternyata dugaannya benar, ia melihat kekasihnya. Namun bukannya menghampiri Meylani. Malahan Beni sedang melesat kencang dengan motornya dan terlihat memboncengkan seorang perempuan.
“Beni!” Teriaknya.
 Ia kaget dan terus melihat-lihat arah Beni yang melaju dengan kencang. Dengan perasaan curiga, ia tak menghiraukan pestanya. Ia bergegas pulang dengan hati yang bertanya-tanya dan seakan tak percaya.

Setelah sampai di rumah ia membantingkan tubuhnya di  atas kasur. Sambil mendekap gulingnya. Air matanya tak bisa ia tahan lagi. Hubungan yang selama ia jaga dengan tulus. Dengan mudahnya dikhianati. Hati Meylani semaki bertnya-tanya mengapa harus terjadi seperti ini.
Terdengarlah bunyi dering handphone Meylani. Ternyata Beni meneleponnya. Namun, Meylani tak menghiraukannya. Sampai tiga kali Meylani megabaikan dan tak menanggapi telepon dari Beni. Akhirnya beni mengirim pesan pada Meylani. Entah apa yang menggerakkan tangannya sehingga ia membuka sms dari Beni. Ia mulai membacanya. Pesan dari beni :
“Mey,, maafkan aku tidak bisa datang ke pesta itu. Sebenernya aku tadi udah mau berangkat, tapi pas di perjalanan aku lihat kakak kamu terserempet mobil. Akhirnya aku bawa dia ke puskesmas. Alhamdulillah, lukanya tidak terlalu parah. Ini sekarang aku mau nganterin pulang kakak kamu.”
Dengan perasaan terharu, air matanya semakin deras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar