Oh Ternyata
Hampir
dua tahun Beni dan Meylani menjalin hubungan yang terbilang spesial. Mereka
bepacaran sejak kelas XI di SMA 1 Bogor. Selama ini hubungan mereka baik-baik
saja. Masalah-masalah kecil dapat mereka lalui tanpa adanya pertikaian yang berarti.
Hari
ini hari minggu. Meylani yang sedang menyapu halaman rumah itu dihampiri oleh
teman sekelasya. Yulia.
“Hai
Mey!”
“Oh
kamu Yul, tumben pagi-pagi kesini. Ada apa ni?”
“Besuk
datang ke ulang tahunku ya,,?” Jawab yulia sambil menjulurkan tangannya
mengasihkan undangan pesta ulang tahun.
“Oh
oke Yul. Makasih ya,,”
“Iya
sama-sama, udah ya, aku pulang dulu.”
“iya
deh. Hati-hati.”
Mendapat
undangan itu, Meylani langsung menelepon Beni untuk pergi bersama-sama ke pesta
ulang tahun Yulia. Beni pun setuju.
“Tapi
Aku gak bisa jemput kamu ya Mey. Kita berangkat sendiri-sendiri dari rumah.”
“Tanpa
perasaan heran, Meylani menyetujinya.”
Sehari
kemudian, setelah pulang sekolah, Meylani langsung ganti baju untuk pergi ke
pesta itu.
“Nak,,
kok gak makan dulu?” Kata Mamanya.
“Enggak
Ma, soalnya nanti takut telat.”
“Kamu
nggak sama si Beni?
“Enggak
Ma, katanya Beni gak bisa kalo jemput aku dulu.”
“Aku
naik taksi aja Ma.
“Ya
udah hati-hati Nak.”
“Iya
Ma. Assalamu’alaikum.” Ucap Meylani sembari mencium tangan Mamanya.
“Wa’alaikumsalam.”
20
menit kemudian Meylani sampai di rumah Yulia. Dia menununggu Beni di teras
rumah Yulia. Namun, tak terasa hampir setengah jam Meylani menunggu Beni yang
tak kunjung datang. Meylani mulai gelisah. Karena pesta ulang tahun sudah akan
mulai, akhirnya ia memutuskan masuk ke
dalam rumah Yulia tanpa bersama Beni. Sesekali ia menengok ke belakang
sebelum menginjak lantai bagian dalam rumah Yulia. Berharap sosok yang dinanti-nantinya muncul.
Ternyata
dugaannya benar, ia melihat kekasihnya. Namun bukannya menghampiri Meylani. Malahan
Beni sedang melesat kencang dengan motornya dan terlihat memboncengkan seorang
perempuan.
“Beni!”
Teriaknya.
Ia kaget dan terus melihat-lihat arah Beni
yang melaju dengan kencang. Dengan perasaan curiga, ia tak menghiraukan
pestanya. Ia bergegas pulang dengan hati yang bertanya-tanya dan seakan tak
percaya.
Setelah
sampai di rumah ia membantingkan tubuhnya di atas kasur. Sambil mendekap
gulingnya. Air matanya tak bisa ia tahan lagi. Hubungan yang selama ia jaga
dengan tulus. Dengan mudahnya dikhianati. Hati Meylani semaki bertnya-tanya
mengapa harus terjadi seperti ini.
Terdengarlah
bunyi dering handphone Meylani. Ternyata Beni meneleponnya. Namun, Meylani tak
menghiraukannya. Sampai tiga kali Meylani megabaikan dan tak menanggapi telepon
dari Beni. Akhirnya beni mengirim pesan pada Meylani. Entah apa yang
menggerakkan tangannya sehingga ia membuka sms dari Beni. Ia mulai membacanya.
Pesan dari beni :
“Mey,, maafkan aku
tidak bisa datang ke pesta itu. Sebenernya aku tadi udah mau berangkat, tapi
pas di perjalanan aku lihat kakak kamu terserempet mobil. Akhirnya aku bawa dia
ke puskesmas. Alhamdulillah, lukanya tidak terlalu parah. Ini sekarang aku mau
nganterin pulang kakak kamu.”
Dengan
perasaan terharu, air matanya semakin deras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar