Rabu, 01 April 2015

Laporan Perjalanan PLS di PT Sritex dan Museum Sangiran



Laporan Perjalanan PLS di PT Sritex dan Museum Sangiran



Pada hari Kamis  tanggal 26 Maret 2015 sekolahku mengadakan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah atau disingkat PLS . Partisipannya adalah semua siswa kelas X. Baik kelas IPA maupun IPS. Dengan rombongan sebanyak 5 bus kami berangkat dari depan gardu listrik Kelurahan Wates pukul 07.30 WIB. Aku berada di bus yang pertama (bus 1). Kami melakukan Doa bersama memohon kesehatan dan keselamatan kepada Allah SWT sebelum perjalanan kami lebih jauh lagi. Kami berangkat melewati jalan Utara dari Magelang yaitu Kebonpolo, kemudian tiba di Blabak dan selanjutnya Muntilan. Aku melihat sisi kiri jendelaku, ku lihat orang-orang sekitar dengan berbagai aktifitasnya masing-masing. Aku memasang headset di telingaku dan memutar musik yang aku sukai untuk menghilangkan rasa bosan. Perjalanan masih berlanjut, dan hingga suatu saat bus berhenti di pomp bensin. Ternyata tidak sedikitit siswa yang ingin membuang hajat. Aku melihat dari dalam bus banyaknya antrean di depan pintu kamar mandi. Akhirnya aku memilih untuk  tetap berada di dalam bus. Perjalanan berlanjut saat semua telah kembali di bus masing-masing. Sesekali aku melihat jam di handphone ku berharap agar waktu cepat berlalu dan kami segera tiba di tempat tujuan.
 Tujuan pertama kami yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan sebutan Sritex yang berada di Jalan K.H. Samanhudi 88, Jetis, Sukoharjo, Kota Surakarta. Sebelumnya memang aku belum pernah jalan-jalan ke kota itu. Jadi, inilah awal aku di Kota Surakarta. Setelah beberapa jam perjalanan, kurang lebih pukul 11.00 WIB kami tiba di Sritex. Kami turun dari bus dan memasuki gedung serbaguna untuk mengikuti kegiatan yang pertama yaitu memperhatikan presentasi dari pihak Sritex yang isinya adalah perkenalan perusahaan itu sendiri, penayangan seorang tokoh pendiri perusahaan tersebut, hingga perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut dari awal berdiri hingga sekarang. Dijelaskan dalam presentasi itu bahwa pendiri perusahaan tersebut yaitu H.M. Lukminto yang dahulu adalah seorang pedagang kain di Pasar Klewer.  Beliau telah wafat, dan sekarang pengganti kedudukannya adalah kedua putranya. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam jenis pakaian seperti batik, kemeja, seragam militer yang telah di ekspor ke mancanegara, dan masih  banyak lagi. Setelah kami megikuti presentasi dari pihak perusahaan, kami diijinkan untuk melihat proses penjahitan dan penyetrikaan kain. Kami berputar mengitari ruangan itu. Setelah kami keluar, kami mampir di butik perusahaan tersebut. Di sana disediakan bermacam macam produk tekstil yang tentunya pengunjung dapat membelinya. Setelah puas melihat lihat barang dan beberapa rekan kami yang membeli beberapa produk yang ada di butik itu, kami meninggalkan Sritex dan melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Taman Sari.
Tidak memakan cukup banyak waktu kami telah tiba di Rumah Makan Taman Sari. Di sana kami melakukan makan siang, shalat, dan istirahat sejenak sebelum kami melanjutkan perjalanan ke tempat kunjungan kedua yaitu Museum Purbakala Sangiran. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Kami segera menaiki bus dan bersiap untuk mengunjungi Museum Purbakala Sangiran. 45 menit berlalu dan kami sampai di Museum Purbakala Sangiran yang terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragien. Kami turun dari bus dan segera masuk ke dalam ruang pameran yang ada di museum. Museum sangiran tesebut memiliki ruangan pameran 1, 2, dan 3. Kami mengunjungi satu per satu ruang pameran itu. Ruang pameran itu bersikan fosil-fosil manusia dan hewan purba, berbagai jenis batuan, gambaran terbentuknya bumi, gambaran kehidupan manusia pada zaman purba, patung -patung rekaan yang menyerupai manusia purba, dan masih banyak lagi. Aku merasakan kekaguman terhadap kekayaan Indonesia. Karena Museum Sangiran ini mendapat predikat situs manusia purba terlengkap dan para ahli mancanegara yang memang terkagum-kagum oleh tempat ini hingga penelitian yang serius dilakukan oleh para ahli tersebut. Memang di tempat tersebut aku belum bisa menangkap semua apa yang ada di museum dan memahami dengan baik. Tetapi, perjalanan selamat dan sehatku jauh lebih ku syukuri. Kami merasa lelah setelah berkeliling di kawasan Museum Sangiran itu, dan aku menginginkan untuk membersihkan badanku yang kian membau karena guyuran keringat yag membasahi tubuhku. Aku pergi ke WC umum untuk membersihkan badan kemudian shalat di mushola sekitar museum itu. Setelah selesai shalat, ternyata bus sudah hampir berangkat. Teman-temanku pun telah memasuki bus. Tinggal guru pembimbing yang masih di depan pintu bus menunggu siswa yang telat, termasuk aku. Setelah semua masuk ke dalam bus kami melajutkan perjalanan ke tempat oleh-oleh “Javenir”.
Jam menunjukkan pukul 17.50 WIB. Kami sampai di “Javenir”. Di tempat itu ada berbagai macam oleh-oleh mulai dari makanan dan minuman khas, kaos, batik, souvenir dan aksesoris, dan lain-lain. Aku membeli oleh-oleh juga. Tetapi tidak sebanyak teman-teman ku. Antrean di kasir cukup lama membuatku merasa tidak enak hati dengan guru-guru yag telah menunggu cukup lama. Pukul 19.00 WIB, kami meniggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Taman Sari. Setelah sampai di sana, kami melakukan shalat, makan malam, dan duduk-duduk istirahat. Pukul  20.15 WIB. Kami masuk lagi ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan kali ini adalah pulang. Di awal perjalanan, seorang crew bus membagikan bigkisan yang di peroleh dari “Javenir” tempat oleh-oleh tadi. Bingkisannya hanya satu, jadi harus menjawab teka-teki dulu jika menginginkan bingkisan itu. Akhirya temanku dapat menjawabnya dan mendapatkan bingkisannya, ternyata kaos.
 Suasana di dalam bus lambat laun mulai sepi, mungkin mereka lelah, batinku. Aku pun sempat tidur satu jam. Setelah aku bangun dari tidurku, aku lihat ternyata perjalanan kami sudah sampai Yogyakarta, betapa leganya aku. Sambil sms-an dengan temanku, tidak terasa bus telah melewati Muntilan, Blabak, kemudian Mertoyudan. Sebagian dari rombongan kami ada yang turun di jalan, karena jarak rumahnya sudah dekat. Aku merasa sangat bersyukur dapat kembali di depan gardu listrik dengan keadaan sehat, selamat, dan bahagia.                                                                                                                                                                                                                                                  

1 komentar:

  1. Besok lagi tulisannya diperbesar biar membacanya langsung 'CLING"

    BalasHapus