Rabu, 01 Juni 2016

Puisi Untuk Nelayan



Nelayan

Oleh Bagas Zanuarsya



Gemuruh ombak menanti

Sosok pemberani peraih mimpi

Maju terjangi penghadang

Tajamnya niatmu bagai pedang

Tapi adakah hari nanti bunga akan mekar

Semerbak arum menenangkan

Sebuah inti keberhasilan dan kepuasan

Yang muncul dari cucuran keringat

Tetes demi tetes

Berbuah suap demi suap nasi

Kau satukan semuanya

Menjadi segenggam rasa bahagia bagi anak istrimu

Minggu, 15 November 2015

Pengalaman dalam bermasyarakat




 Pengalaman dalam Bermasyarakat


Belum lama di tahun 2015 ini, saya mempunyai sedikit pengalaman yang sebenarnya tidak terlalu luar biasa. Namun, bagi saya yang terpenting adalah mendapat pelajaran walaupun hanya sedikit.


Saat itu hari mulai petang, waktu maghrib hampir tiba. Saya yang sedang belajar di kamar itu, tiba-tiba dipanggil oleh temanku dari luar jendela. Dia memberitahu bahwa tetangga kami ada yang meninggal dunia. Lantas ku tinggalkan buku dan alat tulisku, ku kenakan  celana panjang dan beranjak menuju rumah duka bersama temanku.


Kami membantu orang-orang untuk membawakan peralatan-peralatan yang akan digunakan di rumah duka. Seperti tenda, meja, kursi, peralatan memasak, dan lain-lain. Kami membawanya dari sebuah bangunan kecil milik masyarakat. Kami menyebutnya dengan sebutan “gudang”. Kebiasaan warga kami menyimpan barang-barang yang bersifat umum di tempat tersebut. Barang-barang tersebut milik masyarakat. Yang boleh digunakan oleh siapapun. Setelah selesai membantu, kami mendapat perintah dari suami almarhumah untuk membelikan beberapa bungkus rokok yang akan diberikan kepada tukang gali kubur.


Adzan maghrib berkumandang. Namun perintah itu kami laksanakan. Kami membeli beberapa bungkus rokok dan membawanya ke kuburan. Dengan sepeda motor kami berboncengan. Hujan yang tidak lebat mengiringi perjalanan kami ke kuburan. Sesampainya di sana, terlihat beberapa orang sedang menggali kuburan dengan berlindungkan tenda sederhana, karena hujan yang mengguyur. Kami memberikan rokok tersebut kepada peggali kubur. Sebentar saja kami berlindung di bawah tenda sederhana itu sebelum memutuskan untuk kembali ke rumah karena hujan yang belum reda.


Air hujan masih bertetesan, namun kami kembali ke rumah masing-masing dan menunaikan shalat maghrib. Pelajaran yang baik seperti itu akan berguna jika kita ikhlas melakukannya.

Sabtu, 26 September 2015

Cerpen Remaja


Oh Ternyata
Hampir dua tahun Beni dan Meylani menjalin hubungan yang terbilang spesial. Mereka bepacaran sejak kelas XI di SMA 1 Bogor. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Masalah-masalah kecil dapat mereka lalui tanpa adanya pertikaian yang berarti.
Hari ini hari minggu. Meylani yang sedang menyapu halaman rumah itu dihampiri oleh teman sekelasya. Yulia.
“Hai Mey!”
“Oh kamu Yul, tumben pagi-pagi kesini. Ada apa ni?”
“Besuk datang ke ulang tahunku ya,,?” Jawab yulia sambil menjulurkan tangannya mengasihkan undangan pesta ulang tahun.
“Oh oke Yul. Makasih ya,,”
“Iya sama-sama, udah ya, aku pulang dulu.”
“iya deh. Hati-hati.”
Mendapat undangan itu, Meylani langsung menelepon Beni untuk pergi bersama-sama ke pesta ulang tahun Yulia. Beni pun setuju.
“Tapi Aku gak bisa jemput kamu ya Mey. Kita berangkat sendiri-sendiri dari rumah.”
“Tanpa perasaan heran, Meylani menyetujinya.”
Sehari kemudian, setelah pulang sekolah, Meylani langsung ganti baju untuk pergi ke pesta itu.
“Nak,, kok gak makan dulu?” Kata Mamanya.
“Enggak Ma, soalnya nanti takut telat.”
“Kamu nggak sama si Beni?
“Enggak Ma, katanya Beni gak bisa kalo jemput aku dulu.”
“Aku naik taksi aja Ma.
“Ya udah hati-hati Nak.”
“Iya Ma. Assalamu’alaikum.” Ucap Meylani sembari mencium tangan Mamanya.
“Wa’alaikumsalam.”

20 menit kemudian Meylani sampai di rumah Yulia. Dia menununggu Beni di teras rumah Yulia. Namun, tak terasa hampir setengah jam Meylani menunggu Beni yang tak kunjung datang. Meylani mulai gelisah. Karena pesta ulang tahun sudah akan mulai,  akhirnya ia memutuskan masuk ke dalam rumah Yulia tanpa  bersama Beni. Sesekali ia menengok ke belakang sebelum menginjak lantai bagian dalam rumah Yulia. Berharap sosok yang dinanti-nantinya muncul.
Ternyata dugaannya benar, ia melihat kekasihnya. Namun bukannya menghampiri Meylani. Malahan Beni sedang melesat kencang dengan motornya dan terlihat memboncengkan seorang perempuan.
“Beni!” Teriaknya.
 Ia kaget dan terus melihat-lihat arah Beni yang melaju dengan kencang. Dengan perasaan curiga, ia tak menghiraukan pestanya. Ia bergegas pulang dengan hati yang bertanya-tanya dan seakan tak percaya.

Setelah sampai di rumah ia membantingkan tubuhnya di  atas kasur. Sambil mendekap gulingnya. Air matanya tak bisa ia tahan lagi. Hubungan yang selama ia jaga dengan tulus. Dengan mudahnya dikhianati. Hati Meylani semaki bertnya-tanya mengapa harus terjadi seperti ini.
Terdengarlah bunyi dering handphone Meylani. Ternyata Beni meneleponnya. Namun, Meylani tak menghiraukannya. Sampai tiga kali Meylani megabaikan dan tak menanggapi telepon dari Beni. Akhirnya beni mengirim pesan pada Meylani. Entah apa yang menggerakkan tangannya sehingga ia membuka sms dari Beni. Ia mulai membacanya. Pesan dari beni :
“Mey,, maafkan aku tidak bisa datang ke pesta itu. Sebenernya aku tadi udah mau berangkat, tapi pas di perjalanan aku lihat kakak kamu terserempet mobil. Akhirnya aku bawa dia ke puskesmas. Alhamdulillah, lukanya tidak terlalu parah. Ini sekarang aku mau nganterin pulang kakak kamu.”
Dengan perasaan terharu, air matanya semakin deras.

Kamis, 02 April 2015

Chairil Anwar dan Hasil Karyanya



           A.      Chairil Anwar
1.       Profil Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Soleha. Kedua orang tuanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Chairil dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) oleh ibunya pada tahun 1940.
Chairil bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Kemudian beliau melanjutkan ke MULO, tetapi tidak sampai tamat. Walaupun Latar belakang pendidikannya teratas, Chairil menguasai bahas asing, yaitu Bahasa Ingris, Belanda, dan Jerman.
Chairil mengenal dunia sastra di usia 19 tahun. Namun, namanya mulai dikenal ketika tulisannya dimuat di Majalah Nisan pada tahun 1942. Beliau menjadi seorang penyair atau satrawan. Beliau juga pernah menjadi seorang penyair radio Jepang di Jakarta saat masa pendudukan Jepang. Chairil kemudian wafat pada tanggal 28 April 1949 saat beliau berumur 26 Tahun.

2.       Hasil karya Chairil Anwar
Hasil karya Chairil Anwar berupa 75 puisi, 7 prosa, dan 3 koleksi puisi. Beliau juga menerjemahkan 10 puisi dan 4 prosa. Kebanyakan puisi-puisi asli Chairil dimasukkan dalam versi koleksinya, yaitu Deru Campur Debu, Kerikil-kerikil Tajam Dan Yang Terampas Dan Yang Putus (keduanya 1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950).

B.      Puisi
1.       Definisi puisi
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

2.       Unsur-unsur pembentuk puisi
a.       Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
b.      Imaji
Imaji yaitu susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi.
c.       Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
d.      Rima
Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
e.      Irama
Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
f.        Makna
Sebuah puisi harus bermakna dan mempunyai maksud atau tujuan. Baik makna tiap kata, baris, bait, maupunmakna keseluruhan.
g.      Rasa (feeling)
Rasa atau feeling yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
h.      Nada (tone)
Nada atau tone yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
i.         Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

3.       Jenis-jenis puisi
Jenis-jenis puisi secara umum ada 2 yaitu puisi lama dan puisi baru.
a.       Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris dan irama.
Jenis puisi lama contohnya :
1.       Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
2.       Pantun, yaitu puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b.
3.       Karmina, yaitu pantun kilat atau pantun tapi pendek
4.       Talibun, yaitu pantun genap yang tiap bait terdii dari 6, 8, ataupun 10 baris.

b.      Puisi  Baru
Puisi  baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. Bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama baik  dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Jenis puisi baru contohnya :
1.       Balada, yaitu puisi yang berisi kisah atau cerita
2.       Himne, adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3.       Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup
4.       Romansa, yaitu puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
5.       Satire, adalah puisi yang berisi sindiran.

4.       Memaknai puisi “Aku”
Pengarang puisi berjudul “Aku” menyampaikan bahwa jika telah sampai pada waktunya (meningal dunia), beliau tidak mau orang-orang di sekitarnya menangisi, menyesali kepergiannya. Siapapun itu. Bahkan pengarang juga juga tidak ingin seseorang yang dicintai dan mencintainya, menangisi kepergia pengarang untuk selama-lamanya. Pengarang menyadari bahwa kematian telah disuratkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, pengarang tak ingi seorangpun menangisi kepergiannya. Mengikhlaskan kepergian seseorang akan lebih baik karena arwahnya akan lebih tenang.
Mereka tidak boleh sedih berlebihan, karena pengarang mengatakan bahwa beliau seperti hewan jalang. Artinya, pengarang ingin hidupnya bebas, tak ada yang menghalanginya. Walaupun pengarang tidak dipedulikan oleh orang lain, beliau tetap memilih hidup bebas.
Pengarang mengatakan, walupun ejekan dan cemooh orang banyak dihadapinya, menjadi penghalang di kehidupannya, beliau tidak peduli dan tetap ingin hidup dengan kebebasannya.
Ejekan dan cercaan orang lain dapat dibawa lari atau diibawa pergi oleh pengarang. Artinya, beliau akan membuang ejekan dan cercaan orang lain itu hingga benar-benar hilang dari dirinya. Pengarang juga mengatakan bahwa beliau akan lebih tidak memperdulikan semuanya. Karena di akhirat sana beliau akan hidup selama-lamanya.