Kamis, 02 April 2015

Chairil Anwar dan Hasil Karyanya



           A.      Chairil Anwar
1.       Profil Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, pada tanggal 26 Juli 1922. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Soleha. Kedua orang tuanya berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Chairil dibesarkan di Medan, sebelum pindah ke Batavia (sekarang Jakarta) oleh ibunya pada tahun 1940.
Chairil bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Kemudian beliau melanjutkan ke MULO, tetapi tidak sampai tamat. Walaupun Latar belakang pendidikannya teratas, Chairil menguasai bahas asing, yaitu Bahasa Ingris, Belanda, dan Jerman.
Chairil mengenal dunia sastra di usia 19 tahun. Namun, namanya mulai dikenal ketika tulisannya dimuat di Majalah Nisan pada tahun 1942. Beliau menjadi seorang penyair atau satrawan. Beliau juga pernah menjadi seorang penyair radio Jepang di Jakarta saat masa pendudukan Jepang. Chairil kemudian wafat pada tanggal 28 April 1949 saat beliau berumur 26 Tahun.

2.       Hasil karya Chairil Anwar
Hasil karya Chairil Anwar berupa 75 puisi, 7 prosa, dan 3 koleksi puisi. Beliau juga menerjemahkan 10 puisi dan 4 prosa. Kebanyakan puisi-puisi asli Chairil dimasukkan dalam versi koleksinya, yaitu Deru Campur Debu, Kerikil-kerikil Tajam Dan Yang Terampas Dan Yang Putus (keduanya 1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950).

B.      Puisi
1.       Definisi puisi
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

2.       Unsur-unsur pembentuk puisi
a.       Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
b.      Imaji
Imaji yaitu susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi.
c.       Gaya Bahasa
Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
d.      Rima
Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
e.      Irama
Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
f.        Makna
Sebuah puisi harus bermakna dan mempunyai maksud atau tujuan. Baik makna tiap kata, baris, bait, maupunmakna keseluruhan.
g.      Rasa (feeling)
Rasa atau feeling yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
h.      Nada (tone)
Nada atau tone yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa.
i.         Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

3.       Jenis-jenis puisi
Jenis-jenis puisi secara umum ada 2 yaitu puisi lama dan puisi baru.
a.       Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata tiap baris dan irama.
Jenis puisi lama contohnya :
1.       Mantra, yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
2.       Pantun, yaitu puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b.
3.       Karmina, yaitu pantun kilat atau pantun tapi pendek
4.       Talibun, yaitu pantun genap yang tiap bait terdii dari 6, 8, ataupun 10 baris.

b.      Puisi  Baru
Puisi  baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. Bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama baik  dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Jenis puisi baru contohnya :
1.       Balada, yaitu puisi yang berisi kisah atau cerita
2.       Himne, adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan
3.       Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup
4.       Romansa, yaitu puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
5.       Satire, adalah puisi yang berisi sindiran.

4.       Memaknai puisi “Aku”
Pengarang puisi berjudul “Aku” menyampaikan bahwa jika telah sampai pada waktunya (meningal dunia), beliau tidak mau orang-orang di sekitarnya menangisi, menyesali kepergiannya. Siapapun itu. Bahkan pengarang juga juga tidak ingin seseorang yang dicintai dan mencintainya, menangisi kepergia pengarang untuk selama-lamanya. Pengarang menyadari bahwa kematian telah disuratkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu, pengarang tak ingi seorangpun menangisi kepergiannya. Mengikhlaskan kepergian seseorang akan lebih baik karena arwahnya akan lebih tenang.
Mereka tidak boleh sedih berlebihan, karena pengarang mengatakan bahwa beliau seperti hewan jalang. Artinya, pengarang ingin hidupnya bebas, tak ada yang menghalanginya. Walaupun pengarang tidak dipedulikan oleh orang lain, beliau tetap memilih hidup bebas.
Pengarang mengatakan, walupun ejekan dan cemooh orang banyak dihadapinya, menjadi penghalang di kehidupannya, beliau tidak peduli dan tetap ingin hidup dengan kebebasannya.
Ejekan dan cercaan orang lain dapat dibawa lari atau diibawa pergi oleh pengarang. Artinya, beliau akan membuang ejekan dan cercaan orang lain itu hingga benar-benar hilang dari dirinya. Pengarang juga mengatakan bahwa beliau akan lebih tidak memperdulikan semuanya. Karena di akhirat sana beliau akan hidup selama-lamanya.




         






Rabu, 01 April 2015

Laporan Perjalanan PLS di PT Sritex dan Museum Sangiran



Laporan Perjalanan PLS di PT Sritex dan Museum Sangiran



Pada hari Kamis  tanggal 26 Maret 2015 sekolahku mengadakan kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah atau disingkat PLS . Partisipannya adalah semua siswa kelas X. Baik kelas IPA maupun IPS. Dengan rombongan sebanyak 5 bus kami berangkat dari depan gardu listrik Kelurahan Wates pukul 07.30 WIB. Aku berada di bus yang pertama (bus 1). Kami melakukan Doa bersama memohon kesehatan dan keselamatan kepada Allah SWT sebelum perjalanan kami lebih jauh lagi. Kami berangkat melewati jalan Utara dari Magelang yaitu Kebonpolo, kemudian tiba di Blabak dan selanjutnya Muntilan. Aku melihat sisi kiri jendelaku, ku lihat orang-orang sekitar dengan berbagai aktifitasnya masing-masing. Aku memasang headset di telingaku dan memutar musik yang aku sukai untuk menghilangkan rasa bosan. Perjalanan masih berlanjut, dan hingga suatu saat bus berhenti di pomp bensin. Ternyata tidak sedikitit siswa yang ingin membuang hajat. Aku melihat dari dalam bus banyaknya antrean di depan pintu kamar mandi. Akhirnya aku memilih untuk  tetap berada di dalam bus. Perjalanan berlanjut saat semua telah kembali di bus masing-masing. Sesekali aku melihat jam di handphone ku berharap agar waktu cepat berlalu dan kami segera tiba di tempat tujuan.
 Tujuan pertama kami yaitu PT Sri Rejeki Isman Tbk atau lebih dikenal dengan sebutan Sritex yang berada di Jalan K.H. Samanhudi 88, Jetis, Sukoharjo, Kota Surakarta. Sebelumnya memang aku belum pernah jalan-jalan ke kota itu. Jadi, inilah awal aku di Kota Surakarta. Setelah beberapa jam perjalanan, kurang lebih pukul 11.00 WIB kami tiba di Sritex. Kami turun dari bus dan memasuki gedung serbaguna untuk mengikuti kegiatan yang pertama yaitu memperhatikan presentasi dari pihak Sritex yang isinya adalah perkenalan perusahaan itu sendiri, penayangan seorang tokoh pendiri perusahaan tersebut, hingga perkembangan dan kemajuan perusahaan tersebut dari awal berdiri hingga sekarang. Dijelaskan dalam presentasi itu bahwa pendiri perusahaan tersebut yaitu H.M. Lukminto yang dahulu adalah seorang pedagang kain di Pasar Klewer.  Beliau telah wafat, dan sekarang pengganti kedudukannya adalah kedua putranya. Perusahaan tersebut memproduksi berbagai macam jenis pakaian seperti batik, kemeja, seragam militer yang telah di ekspor ke mancanegara, dan masih  banyak lagi. Setelah kami megikuti presentasi dari pihak perusahaan, kami diijinkan untuk melihat proses penjahitan dan penyetrikaan kain. Kami berputar mengitari ruangan itu. Setelah kami keluar, kami mampir di butik perusahaan tersebut. Di sana disediakan bermacam macam produk tekstil yang tentunya pengunjung dapat membelinya. Setelah puas melihat lihat barang dan beberapa rekan kami yang membeli beberapa produk yang ada di butik itu, kami meninggalkan Sritex dan melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Taman Sari.
Tidak memakan cukup banyak waktu kami telah tiba di Rumah Makan Taman Sari. Di sana kami melakukan makan siang, shalat, dan istirahat sejenak sebelum kami melanjutkan perjalanan ke tempat kunjungan kedua yaitu Museum Purbakala Sangiran. Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB. Kami segera menaiki bus dan bersiap untuk mengunjungi Museum Purbakala Sangiran. 45 menit berlalu dan kami sampai di Museum Purbakala Sangiran yang terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragien. Kami turun dari bus dan segera masuk ke dalam ruang pameran yang ada di museum. Museum sangiran tesebut memiliki ruangan pameran 1, 2, dan 3. Kami mengunjungi satu per satu ruang pameran itu. Ruang pameran itu bersikan fosil-fosil manusia dan hewan purba, berbagai jenis batuan, gambaran terbentuknya bumi, gambaran kehidupan manusia pada zaman purba, patung -patung rekaan yang menyerupai manusia purba, dan masih banyak lagi. Aku merasakan kekaguman terhadap kekayaan Indonesia. Karena Museum Sangiran ini mendapat predikat situs manusia purba terlengkap dan para ahli mancanegara yang memang terkagum-kagum oleh tempat ini hingga penelitian yang serius dilakukan oleh para ahli tersebut. Memang di tempat tersebut aku belum bisa menangkap semua apa yang ada di museum dan memahami dengan baik. Tetapi, perjalanan selamat dan sehatku jauh lebih ku syukuri. Kami merasa lelah setelah berkeliling di kawasan Museum Sangiran itu, dan aku menginginkan untuk membersihkan badanku yang kian membau karena guyuran keringat yag membasahi tubuhku. Aku pergi ke WC umum untuk membersihkan badan kemudian shalat di mushola sekitar museum itu. Setelah selesai shalat, ternyata bus sudah hampir berangkat. Teman-temanku pun telah memasuki bus. Tinggal guru pembimbing yang masih di depan pintu bus menunggu siswa yang telat, termasuk aku. Setelah semua masuk ke dalam bus kami melajutkan perjalanan ke tempat oleh-oleh “Javenir”.
Jam menunjukkan pukul 17.50 WIB. Kami sampai di “Javenir”. Di tempat itu ada berbagai macam oleh-oleh mulai dari makanan dan minuman khas, kaos, batik, souvenir dan aksesoris, dan lain-lain. Aku membeli oleh-oleh juga. Tetapi tidak sebanyak teman-teman ku. Antrean di kasir cukup lama membuatku merasa tidak enak hati dengan guru-guru yag telah menunggu cukup lama. Pukul 19.00 WIB, kami meniggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Taman Sari. Setelah sampai di sana, kami melakukan shalat, makan malam, dan duduk-duduk istirahat. Pukul  20.15 WIB. Kami masuk lagi ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Perjalanan kali ini adalah pulang. Di awal perjalanan, seorang crew bus membagikan bigkisan yang di peroleh dari “Javenir” tempat oleh-oleh tadi. Bingkisannya hanya satu, jadi harus menjawab teka-teki dulu jika menginginkan bingkisan itu. Akhirya temanku dapat menjawabnya dan mendapatkan bingkisannya, ternyata kaos.
 Suasana di dalam bus lambat laun mulai sepi, mungkin mereka lelah, batinku. Aku pun sempat tidur satu jam. Setelah aku bangun dari tidurku, aku lihat ternyata perjalanan kami sudah sampai Yogyakarta, betapa leganya aku. Sambil sms-an dengan temanku, tidak terasa bus telah melewati Muntilan, Blabak, kemudian Mertoyudan. Sebagian dari rombongan kami ada yang turun di jalan, karena jarak rumahnya sudah dekat. Aku merasa sangat bersyukur dapat kembali di depan gardu listrik dengan keadaan sehat, selamat, dan bahagia.